Mulai dari penerapan peraturan hingga perluasan kasus penggunaan, Web3 akan terus menjadi topik diskusi publik yang besar tahun ini
Ada banyak cara untuk mendefinisikan Web3. Tetapi yang paling mendasar adalah bahwa Web3 menggambarkan era internet terdesentralisasi dengan blockchain sebagai tulang punggungnya.
Karena melibatkan blockchain, tidak jarang Web3 akhirnya dianggap sama dengan cryptocurrency. Faktanya, potensi Web3 jauh melampaui cryptocurrency atau NFT.
Di tahun 2023 ini, setidaknya ada 5 tren Web3 yang patut ditonton. Mulai dari penerapan peraturan hingga perluasan kasus penggunaan, Web3 akan terus menjadi topik diskusi publik yang besar tahun ini.
1. Penerapan hukum dan peraturan di Web3
Pembahasan regulasi dan legislasi di Web3 sangat aktif di tahun 2022, apalagi dengan banyaknya kasus yang melibatkan pemain besar di dunia crypto, seperti FTX. Menurut Forum Ekonomi Dunia, 2022 adalah tahun untuk merenungkan apa yang harus diatur di ruang crypto dan Web3 secara umum.
Sejak tahun lalu, banyak negara, seperti Amerika Serikat, telah menyuarakan undang-undang enkripsi, yang pasti akan terus menjadi prioritas tahun ini. Negara lain, seperti Jepang, telah mengambil langkah nyata untuk membuka kantor legislatif Web3 di bawah naungan Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri mereka sejak pertengahan 2022.
China, negara yang terkenal anti-cryptocurrency, mulai membuat konsesi untuk elemen Web3 lain seperti NFT. Hal itu terlihat dari selesainya pasar NFT nasional China pada 1 Januari 2023 yang secara langsung akan mengubah teritori industri Web3 di sana.
Bagaimana dengan Indonesia? Meskipun sejauh ini belum ada langkah konkrit yang besar terkait regulasi crypto dan Web3, pemerintah telah mulai mengisyaratkan komitmennya dengan mengalihkan tugas pengaturan aset crypto ke OJK, yang diharapkan dapat membantu meningkatkan perlindungan konsumen.
2. Desentralisasi media sosial
Desentralisasi adalah salah satu pilar utama yang membentuk keseluruhan konsep Web3. Alih-alih harus bergantung sepenuhnya pada entitas tertentu. Prinsip desentralisasi ini juga dapat diterapkan pada media sosial.
Secara kebetulan, momentumnya ada, terutama bagi pengguna Twitter yang tidak tahan melihat platform media sosial favorit mereka dihancurkan oleh pemilik baru Elon Musk. Alih-alih diam, beberapa pengguna memilih beralih ke platform seperti Mastodon. Meski tidak mengandalkan teknologi blockchain apapun, Mastodon memang sengaja dibuat sejak awal untuk menerapkan prinsip desentralisasi melalui sistem server yang terbagi.
Opsi yang tersedia termasuk Lens Protocol dan Minds, yang masing-masing dibangun di atas ekosistem Polygon dan Ethereum. Media sosial tradisional juga sudah mulai mencoba menerapkan inovasi Web3 ke platformnya masing-masing, seperti Meta, yang mengintegrasikan NFT di Facebook dan Instagram.
3. Tokenisasi Aset
Tokenisasi memungkinkan hampir semua jenis aset yang ada di dunia nyata untuk memiliki representasi digitalnya di blockchain. Mengapa ini perlu? Karena tokenisasi juga berpotensi meningkatkan likuiditas aset dasar.
Bayangkan memiliki rumah seharga 15 Miliar rupiah. Biasanya, rumah semahal itu mungkin membutuhkan waktu untuk dijual. Kalau kepemilikan rumah itu dipecah menjadi beberapa token, lain lagi ceritanya. Kami berasumsi ada 100 token, artinya 100 orang dapat menginvestasikan 150 juta untuk mendapatkan kepemilikan rumah. Inilah yang dimaksud dengan tokenisasi aset.
Secara keseluruhan, tokenisasi memiliki potensi besar di semua lapisan masyarakat, itulah sebabnya nama-nama besar seperti BlackRock dan Goldman Sachs mulai aktif mengeksplorasi tokenisasi aset.
4. Standar yang lebih tinggi untuk game Web3
Tahun 2023 diharapkan menjadi tahun di mana banyak pemain besar memasuki kancah game Web3. Square Enix, pencipta seri Final Fantasy, telah terang-terangan tentang hal ini, dan mereka dilaporkan sedang mengerjakan beberapa game Web3 berdasarkan IP asli.
Namun yang lebih penting, game Web3 memiliki kesempatan untuk "naik level" dengan menaikkan standar. Seperti yang kita semua tahu, 2021 dan 2022 telah menjadi saksi terciptanya banyak game NFT hanya untuk memanfaatkan pemainnya. Pada tahun 2023, konsumen pasti akan lebih berhati-hati, yang berarti pengembang game NFT perlu meningkatkan nilai produknya secara signifikan, dengan mengutamakan aspek kesenangan dan kemudian menonjolkan aspek pendapatan.
5. Perpanjangan kasus penggunaan
Empat tren sebelumnya pada dasarnya menggambarkan bahwa 2023 akan menjadi saat Web3 menjadi lebih dominan. Saat konsep Web3 berkembang, kita mungkin akan melihat kasus penggunaan yang lebih konkret untuk teknologi Web3. Ini juga akan didorong oleh perusahaan besar yang telah mulai menganggap serius segmen Web3, oleh Starbucks dengan program loyalitas berbasis NFT Nike dengan platform Web3 barunya. Peran NFT di dunia web juga dapat dilihat sebagai salah satu kasus penggunaan Web3 yang mulai mencapai status arus utama. Sifat NFT yang tak tergantikan dan kemampuannya untuk memilikinya secara legal menjadikannya ideal untuk tiket digital baru. Selain itu, penerbit tiket juga dapat memanfaatkan NFT untuk memberikan berbagai pengalaman tambahan kepada konsumen mereka, misalnya, seperti yang telah dilakukan oleh platform distribusi Ticketmaster.
Yang tidak kalah menarik adalah ide dari commemorative soulbond, yang merupakan aset NFT yang tidak dapat diberikan sama sekali, yang ideal untuk keperluan data permanen dan pribadi. Potensi penerapan SBT sangat luas, mulai dari pencatatan informasi rekam medis, catatan kriminal, hasil sekolah, verifikasi identitas dan banyak lainnya.
Komentar
Posting Komentar